Minggu, 15 Agustus 2010

Bijaksananya Abu Bakar Asshiddiq

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau meriwayatkan: Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan kemudian Abu Bakar -radhiyallahu’anhu- diangkat sebagai khalifah sesudahnya, maka pada saat itu sebagian bangsa Arab kembali kepada kekafiran. Ketika itu Umar bin al-Khattab -radhiyallahu’anhu- berkata kepada Abu Bakar, “Bagaimana engkau akan memerangi orang-orang itu -maksudnya adalah kaum yang enggan membayar zakat, pent- sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan la ilaha illallah. Barangsiapa yang telah mengucapkan la ilaha illallah maka dia telah menjaga harta dan jiwanya dariku kecuali apabila ada alasan yang benar -untuk mengambilnya-. Adapun hisabnya adalah terserah kepada Allah ta’ala.’?.” Maka Abu Bakar pun mengatakan, Demi Allah! Benar-benar aku akan memerangi orang-orang yang membeda-bedakan antara sholat dengan zakat. Karena sesungguhnya zakat itu adalah hak atas harta. Demi Allah! Seandainya mereka tidak mau menyerahkan kepadaku seikat karung (zakat) yang dahulu biasa mereka tunaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam niscaya aku akan memerangi mereka kalau mereka tetap berkeras tidak mau menyerahkannya.” Umar bin al-Khattab -radhiyallahu’anhu- pun mengatakan, “Demi Allah! Tidaklah mungkin hal itu berani dilakukannya melainkan karena aku yakin bahwa Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk berperang. Dari situlah aku mengetahui bahwa dia berada di atas kebenaran.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Minnatul Mun’im fi Syarh Shahih Muslim [1/69-70], dan Syarh Muslim li an-Nawawi [2/50-51])

Tidak ada komentar:

Posting Komentar