Senin, 16 Agustus 2010

Salaf dan kezuhudan mereka terhadap dunia.

Sahabat :
Dari Jabir RA. ; Kami telah berhijrah bersama Rasulullah saw demi mencari ridla Allah ta'ala dan tertulislah pahala disisihNya. Akan tetapi sebagian dari kami telah kami ke hadliratNya, sedang belum menikmati sedikitpun balasan (dunia)nya. diantara mereka adalah Mus'ab bin Umairra yang syahid pada perang Uhud, sedang tidak ada (kafan) kecuali sehelai kain woll, bila kami tutupkan kemukanya terbukalah kakinya, dan jika kami tutupkan ke kakinya, tampaklah wajahnya. Lalu Rasulullah saw bersabda : Tutuplah kepalanya dan taruhlah dikedua kakinya, rerumputan.. (Bukhari-Muslim) I/146
Ketika Khalofah Umar bin Khattab Ra mengadakan inspeksi ke Syam, ia ditemui oleh para pemimpin dan pembesar pasukannya. Beliau bertanya ; Dimanakah saudaraku Abu Ubaidah ?. Maka datanglah Abu Ubaidah RA mengendarai seekor unta dan memberi salam padanya, lalu memerintah kepada pasukannya, Tinggalkanlah kami (berdua). Kemudian keduanya berjalan-jalan hingga sampai di kediaman Abu Ubaidah ra. Keduanya turun dan (masuk kedalamnya), akan tetapi tidak didapatkan dirumahnya kecuali hanya pedang, tameng dan perlengkapan kudanya. Maka Umar bin Khattab berkata : akenapa tidak engkau ambil suatu barang (lainnya) ? {I/16}

Dari Nu'man bin bin Hamid : Saya menemui Salman ra bersama pamanku, sedangkan Salman sedang menganyam daum kurma. Saya mendengar beliau berkata : Saya membeli bahannya satu dirham,kemudian saya anyam, lalu saya jual dengan tiga dirham. Satu dirham saya gunakan untuk modal, satu dirham sebagai nafkah keluargaku, dan satu durham saya sedekahkan. Seandainya Umar ra melarangku aku tidak akan berhenti dari pekerjaan ini. Padahal gaji Salman 5000 dirham dan diinfakkan.{I/547}

Sam’an at-Taimy berkata : Ali bin Abi Thalib telah keluar dengan pedangnya pergi kepasar lalu beliau berkata : Siapa yang akan membeli pedangku ini, kalaulah aku mempunyai empat dirham untuk membeli kain sarung, niscaya aku tidak menjual pedangku ini. Muksam berkata dari Ibnu Abbas : Ali telah membeli baju gamis dengan harga tiga dirham sedang pada waktu itu beliau menjadi khalifah. Lalu beliau memotong ujung lengannya seraya berkata : Al-hamdulillah inilah tempat pakaian yang menjadi kemewahan. (Bidayah IV/4)

Dari Tsabit, dari Anas ra berkata : Sa’ad ra dan Ibnu Mas’ud ra menemui Salman ketika beliau akan wafat, lalu ia menangis. Ketika ditanya, kenapa anda menangis ? Ia menjawab : Sebuah janji Rasulullah saw terhadap kami, sedang kami tidak mampu menetapinya. Beliau saw bersabda : áíßä Hendaklah dunia seseorang diantara kamu, seperti perbekalan seorang musafir. Tsabit berkata : Saya mendengar harta peninggalan Salman ra dua puluh dirham lebih sedikit. (I/553)

Tabi'in :
Abu Ja'far al-Baqir (Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali) berkata ; Barang siapa hatinya dimasuki oleh sesuatu yang murni dari dien Allah, hatinya tidak akan sempat berpaling kepada yang lain dari urusan dunia, dan itu tidak akan terjadi. Apalah dunia selain kendaraan yang kunaiki, baju yang kukenakan atau wanita yang kunikahi.. [IV/405]

Dari Maslamah bin Abdul Malik berkata ; Saya telah masuk ke kamar Umar bin Abdul Aziz, sedangkan baju gamisnya kotor, maka aku katakan kepada anaknya yaitu saudara Maslamah, cucikanlah pakaian dia itu, ia menjawab ; ya, kami akan kerjakan. Lalu akupun kembali ke rumah Umar bin Abdul Aziz namun aku temui baju beliau sebagaimana semula (kotor), maka aku katakan kepadanya, cucilah pakaian Umar bin Abdul Azizi itu, jawabnya ; Demi Allah Sungguh dia hanya memiliki satu baju gamis saja (yang dipakai). V/134
Dan sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz berkata kepada istrinya ; Apakah kamu memiliki uang untuk membeloi buah anggur, ? ia menjawab ; tidak. ia berkata lagi ; apakah kamu memiliki uang, Ia menjawab ; tidak. Bukankah kamu Amirul Mukminin ? Kenapa kamu tidak memiliki harta sedikitpun ? Beliau berkata, sungguh hal tersebut akan sangat memudahkan seseorang tergelincir kedalam jahannam. [V/187]
Berkata Abdullah bin Abi Zakariya; Saya belum pernah memegang harta satu dinarpun, tidak pula satu dirham dalam hidupku ini, dan belumlah aku membeli sesuatu untuk kesenangan dunia inipun sekalipun, akan tetrapi aku hanya menjual sesuatu dalam hidupku sekali saja. [V/287]

Sufyan ats-Tsaury : Zuhud itu bukan dengan makanan yang keras (murah) atau baju yang lusuh, akan tetapi zuhud adalah pendeknya angan-angan dan selalu mengingat mati. (VII/243)

Imam Ahmad ditanya tentang seseorang yang memiliki harta 1000 dinar, adakah dia termasuk orang zuhud ? Beliau menjawab : Ya, dengan syarat, hendaklah tidak gembira jika bertambah dan tidak sedih jika berkurang. (Madarijus-Salikin II/11)

Hasan al-Basry berkata : Demi Allah, tidaklah aku heran terhadap sesuatu sebagaimana heranku pada seseorang yang menganggap bahwasannya mencintai dunia bukan termasuk dosa-dosa besar. Sedangkan Allah mengatagorikan mencintai dunia termasuk dari dosa-dosa besar. Lalu apakah mereka akan beribadah kepada Allah, dan bersama itu mereka mencintai dunia ? Apakah mereka tidak dikatakan, mengibadahi berhala ? Bukankah bermaksiyat kepada Allah adalah sebab dari cinta dunia ? Maka orang yang bijak pasti tidak memisahkannya. Tidak merusak untuk bertaqorrub kepada-Nya. Dan tidak pula dia segan untuk meninggalkannya (dunia) (Hilyatul Auliya’ : VI/13, Siyaru A’lam, VII/259)

Abu wa’il ra (kun-yah Sayaqiq bin Salamah) mempunyai gubuk dari bambu. Ia tinggal disana bersama kudanya. Apabila ia berangkat berperang, ia cabut gubuk itu dan ia sedekahkan. Lalu jika ia pulang, ia membuat lagi gubuk yang baru.

Tabi’ut Tabi’in :

Muhammad bin al-Mutsanna berkata : Dari Basysar, jika salah seorang mencintai dunia, sungguh ia tidak menintai mati. Barang siapa zuhud terhadap dunia, pasti dia mencintai untuk bertemu dengan kekasihNya. (X/446)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar